Makalah Hama dan Penyakit Tanaman Mangga

HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN MANGGA SERTA PENGENDALIANNYA
MAKALAH
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman
Dosen Pengampu : Hj. Elya Hartini, Ir, MT.




Oleh :
Apip Hermawan                                 155001076
Arif Sugiharto                                     155001086
Fakhri Irfan Fathien                            155001095
Muhamad Nasrul Maulana                  155001089
Zulfi Kharfaredo                                 155001083

AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN
PROGRAM STARA SATU
UNIVERSITAS SILIWANGI 

2016


Download Versi Microsoft Word dan Power Point
COVER.doc

KATA PENGANTAR,DAFTAR ISI.doc

 
HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN MANGGA.doc






HAMA DAN PENYAKIT TANAMAN MANGGA.ppt





LEMBAR PENERIMAAN
Makalah ini telah diterima pada hari………., tanggal...……., bulan………., tahun……….




Oleh
Dosen Pengampu,


Hj. Elya Hartini, Ir, MT.




KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karuniaNya, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini untuk memenuhi tugas mata kuliah bahasa Indonesia. Salawat dan salam senantiasa selalu tercurah kepada nabi kita Muhammad SAW.
Dalam penyusunan makalah ini, tidak sedikit hambatan yang penulis hadapi, baik  yang datang dari diri penyusun maupun yang datang dari luar. Namun penulis menyadari bahwa kelancaran dalam penyusunan materi ini tidak lain berkat bantuan, dorongan, dan bimbingan dosen, sehingga kendala-kendala yang penulis hadapi teratasi.
Kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam membimbing kami sehingga makalah ini dapat diselesaikan tepat waktu.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas pengetahuannya tentang hama dan penyakit tanaman serta pengendaliannya, khususnya tentang tanaman mangga yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber informasi, referensi, dan berita.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca khususnya mahasiswa Universitas Siliwangi. Kami menyadari bahwa makalah ini masih banyak kekurangan dan jauh dari sempurna. Untuk itu, kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.









DAFTAR ISI
LEMBAR PENERIMAAN ...............................................................................     i
KATA PENGANTAR .......................................................................................    ii
DAFTAR ISI......................................................................................................   iii
BAB I PENDAHULUAN..................................................................................    1
       1.1 Latar Belakang  .....................................................................................    1
       1.2 Rumusan Masalah..................................................................................    1
       1.3 Manfaat dan Tujuan ..............................................................................    1
BAB II PEMBAHASAN
       2.1 Tanaman Mangga..................................................................................    2
       2.2 Hama Tanaman Mangga dan Pengendaliannya.....................................    2
            2.2.1 Lalat Buah......................................................................................    2
            2.2.2 Lalat Bisul Mangga........................................................................    3
            2.2.3 Bubuk Buah Mangga.....................................................................    4
            2.2.4 Penggerek Batang..........................................................................    4
            2.2.5 Kutu Dompolan Putih....................................................................    6
       2.3. Penyakit Tanaman Mangga dan Pengendaliannya...............................    6
2.3.1   Penyakit Buah ...............................................................................    6
            2.3.2 Penyakit Bunga dan Buah Muda...................................................    8
            2.3.3 Penyakit Daun ...............................................................................    9
            2.3.4 Penyakit Cabang dan Batang ........................................................   10
BAB III KESIMPULAN DAN SARAN ...........................................................   12
       3.1 Kesimpulan ...........................................................................................   12
       3.2 Saran .....................................................................................................   12
       Daftar pustaka .............................................................................................   13


 BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Mangga merupakan tanaman yang berasal dari Asia Tengah tepatnya di perbatasan India dan Burma, tanaman ini telah menyebar di Asia tenggara sejak tahun 1500 silam, namun kita sudah menganggapnya sebagai tanaman asli Indonesia. Sehingga tidak aneh bila di tiap-tiap daerah nama mangga ini bermacam-macam. Spesies dan varietasnya yang lezat dimakan pun beraneka ragam diantaranya Golek, Arummanis, Manalagi, Lalijiwa, Keweni, dan Pakel.
Di dataran rendah mangga dapat tumbuh dengan subur, walaupun demikian tanaman ini juga masih mau tumbuh di daerah yang berhawa sedang. Mangga memiliki nama taksonomi atau nama botani Mangifera indica, dan dalam  tumbuh kembangnya hingga berbuah, terdapat hama dan penyakit yang menyerang  tanaman buah tersebut dengan gejala yang bermacam-macam. Maka diharapkan dengan adanya makalah berjudul “Hama dan Penyakit Mangga (Mangifera indica L) Beserta Penanggulangannya” penulis dan pembaca dapat mengetahui gejala serangan dari hama dan penyakit yang menyerang tanaman mangga dan mengetahui cara pengendaliannya.

1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman manga ?
2. Bagaimana Gejala, bentuk dan cara pengendalian hama dan penyakit tanaman mangga ?

1.3 Manfaat dan Tujuan
1. Untuk mengetahui apa saja Hama dan Penyakit yang menyerang tanaman manga
2. untuk mengetahui bagaimana Gejala, bentuk dan cara pengendalian hama dan penyakit tanaman mangga



BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Tanaman Mangga
Mangga (Mangifera indica L) termasuk family Anacardiaceae tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropical kering yang berasal dari India dan Ceylon. Pohon Mangga termasuk pohon buah-buahan yang berkeping dua (dicotyl). Adapun tingkatan taksonomi dari mangga sebagai berikut :
  Divisi                 : Spermatophyta
  Sub Divisi          : Angiospermae
  Kelas                  : Dicotyledoneae
  Ordo                   : Sapandales
  Famili                 : Anacardiaceae
  Genus                 : Mangifera
  Spesies               : Mangifera indica L
.
2.2 Hama Tanaman Mangga dan Pengendaliannya
Hama mangga bermacam-macam jenis dan bentuknya. Ada yang menyerang daun , batang, kulit, bunga, buah dan akar. Ada jenis yang tergolong serangga , tungau, tikus, kalong, dan burung. Masing-masing hama membutuhkan pengendalian yang khas. Sekitar 75% binatang yang hidup dibumi tergolong serangga. Tergolong hama serangga Mangga, Lalat Buah, bubuk buah Mangga, penggerek batang, wereng mangga, kutu dompolan putih, ngengat, semut rangrang, dan tungau.

2.2.1 Lalat Buah
Lalat buah pada umumnya menyerang buah mangga yang sudah masak. Ukuran lalat buah bias sama, lebih besar, atau lebih kecil dari lalat rumah. Warna lalat buah mencolok : merah hitam atau kuning, tergantung spesiesnya. Bentuknya segitiga dan sayapnya terdapat bercak. Lalat berterbangan mancari buah yang sudah masak, setelah hingga lalat menusuk kulit buah dan meletakan telur didalam daging buah. Selama hidupnya lalat buah dapat bertelur 100-150 butir. Pada satu buah bias terdapat 400-600 butir, karena yang bertelur tak hanya satu lalat. Telurnya kecil, putih dan menetas dalam waktu 1-2 hari, ulatnya putih disebut barenga.
Barenga yang baru saja menetas segera memakan daging buah, setelah dewasa panjang barenga bias mencapai 1,25 cm. ketika barenga dewasa buah mangga menjadi kotor dan busuk, barenga segera keluar dari buah yang busuk untuk berkepompong dalam tanah. Ia melinting keluar dari buah dengan cara melengkungkan badannya, lama berkepompong 7-12 hari tergantung keadaan cuaca. Buah yang terserang barenga kalau belum busuk tidak terlihat dari luar, pada permukaan kulitnya terlihat bintik kecil hitam didalamnya terlihat barenga melenting berlompatan. Lalat buah Asia (Dacus pedistris)yang menyebar di Indonesia.
Cara pengendalian lalat buah adalah serangan lalat buah dapat dikurangi dengan menjaga kebersihan kebun. Buah mangga yang telah rontok setiap hari dikumpulkan dan dimusnahkan, dimusnahkan dengan dibakar, dimasukan dalam bak berisi larutan insektisida, direbus atau dikubur sedalam 1 m dari permukaan tanah. Tanah disekitar pohon mangga dicangkul sehingga kepompong yang tersembunyi dari dalam keluar. Kepompong akan mati sendiri terkena sinar matahari.
Memberi umpan berupa larutan sabun atau metil eugenol di dalam wadah dan insektisida atau dengan pemasangan perangkap lalat buah dengan menggunakan minyak selasih dan petrogenol untuk menangkap lalat buah. Minyak selasih dan petrogenol adalah senyawa pemikat (sex pheromone) bekerja sebagai penghubung antara individu jantan dan individu betina sehingga keduanya dapat menjalankan perilaku kawin dan kopulasi.

2.2.2    Lalat Bisul Mangga
Lalat bisul daun mangga (Procontarinia matteiana Kieff & Cicec), family Ceciomiidae, juga sering disebut lalat Cecid. Ukurannya sangat kecil, badannya hitam, sayapnya bening (transparan).
Lalat bisul bertelur pada daun mangga yang masih mudah, larva yang yang timbul dari telur tumbuh berkembang diadalam jaringan daun dan membentuk bisul-bisul pada daun. Warna bisul ada yang hijau, coklat, dan kemerahan karat, bentuk bisul seperti bulat (bulatan) kecil.
Larva bisul daun  mangga menghisap cairan didalam daun mangga. Daun yang terkena bisul menjadi jelek penampilannya. Apabila serangan hebat, produksi mangga berkurang karena asimilasinya terganggu dan hijau daun banyak yang tidak berfungsi
Telur lalat Cecid berwarna kuning panjang ukuran dari 1 mm, menetas dalam waktu 3-4 hari. Periode larva 10-14 hari, panjang larva 1-2 mm, berwarna putih, larva berkepompong didalam tanah, seluruh daur hidup lalat Cecid antara 21-30 hari. Spesies lalat bisul danu mangga lainnya adalah Amraemyia viridigallicoal Rao, A. bruneigallicola Rao, A. amraemyia Rao, dan Amradiplosis achinogalliperda Mani.
Lalat bisul daun mangga dapat dicegah dan diberantas denga menjaga kebersihan lingkungan dan penyemprotan insektisida. Tanah disekitar pohon diperhatikan, secara berkala tanah perlu dicangkul dan dibalik, agar kepompong yang tersembunyi didalam tanah mati terkena sinar matahari.
Daun mangga yang berbisul-bisul dipotong dan dikumpulkan untuk dibakar, penyemprotan dengan insektisida tidak membuat larva mati, karena bersembunyi dari jaringan daun mangga. Lalat dewasa dapat diberantas dengan insektisida, karena lalat sering kali keluar pada senjan atau malam, labih baik disemprot pada kala itu juga, jenis insektisida dapat mepergunakan Ripcord 5 EC, Cymbush 50 EC atau Decis 25 EC, kalau menggunakan insektisida nabati seperti tepung tembakau, minimal mengandung 1 % nikotin.

2.2.3     Bubuk Buah Mangga
Hama Bubuk buah Mangga dikenal ada dua jenis spesies di Indonesia, yaitu Cytorrynchus (Sternochetus) mangiferae F dan Cytorrynchus gravis F. keduanya termasuk family Curculionidae, ordo Coleoptera.
Panjang bubuk dewasa sekitar 8 mm, mulutya bermoncong panjang, panjang tempayak (lundi) sekitar 118 mm, berwarna putih, kerusakan buah karena lundi.
Bubuk bertelur pada kulit manga yang masih muda,  setelah menetas lundi masuk kedalam buah ,. Lundi C. gravis hidup dan berkembang dalam daging buah dan hanya makan serat biji buah. Bubuk dewasa makan daun yang masih mudan dan tunas.
Lundi C. mangiferae tidak hanya makan daging buah dan serat biji, tetapi daging keping biji. Biji yang telah dimakan lundi tidak punya daya kecambah.
Buah mangga yang terserang bubuk terlihat normal dari luar kesannya sehat, tetapi dalam bijinya sudah rusak, kulit biji berlubang, daging biji busuk berwarna hitam. Hama bubuk buah mangga bertelur dipermukaan kulit mangga setengah masak, telur ditutup zat berwarna hitam, lama bertelur 5-7 hari kemudian. setelah menetas lundi langsung membuat terowongan masuk kedalam daging buah menuju kulit biji dan daging keping biji.
Periode lundi berlangsung 30-36 hari, selanjutnya lundi berkepompong pada bagian yang cekung dari biji (concave) atau kadang-kadang ada dibagian diantara kedua bagian yang cekung dari biji (concave). Lamanya berkepompong 5-7 hari setelah masa berkepompong selesai, bubuk membuat terowongan untuk keluar dari buah, lama hidup bubuk dewasa 1140 hari.
Hama bubuk mangga dapat dicegah dan diberantas dengan menjaga kebersihan lingkungan, buah yang diserang dikumpulkan lalu dimusnahkan dengan cara dibakar, sekitar pohon bersih dari kotoran, tanah sering digemburkan atau dicangkul untuk menghilangkan kepompong yang tinggal diam ditanah. Musuh alami bubuk buah mangga adalah semut rangrang (kerengga) Oecophylla smaragdina F.

2.2.4    Penggerek batang
Penggerek batang mangga alias engket-engket (Batocera rufomaculata De Geer) alias kumbang. Kumbang berwarna coklat keabuan,panjang kumbang dewasa 3,5-5 cm, antena lebih panjang dari badannya, pada dada terdapat bagian yang menonjol yang menyerupai sepasang tanduk, sepasang penutup sayap yang tebal (elytra) terdapat bintik coklat dan hitam, pada tempat sambungan elytra terdapat warna putih terbentuk segita.
Kumbang ini bertelur, telur diletakan satu persatu pada celah kulit batang mangga, panjang telur 5-6 m, teluer menetas 2-3 hari menjadi lundi.
Lundi gemuk, lunak, dan warnanya putih krem. Kepala lundi berwarna coklat tua atau hitam dan tersembunyi dibawah, kaki-kakinya sangat kecil, hanya dapat dilihat dengan kaca pembesar, badan bagian muka lebar, makin kebelakang makin mengecil.
Begitu menetas dari telur lundi segera memakan kulit dan membuat lubang-lubang yang teratur, larva kumbang itu masuk kedalam batang dan menuju keatas. Pada waktu makan terdengar suara yang selaras dengan gerakan rahang bawah, oleh karena itu hama ini sering disebut juga “penggerek biola”.
Kadang-kadang lubang pemasukan tidak dijumpai di batang, karena lundi tersebut berjalan kebawah  dan sesudah sesampai di permukaan akar barulah membuat lubang masuk kedalam akar dan diteruskan membuat terowongan yang berliku-liku masuk kedalam batang.
Terowongan diisi penuh dengan kotoran, sering kali juga timbul cendawan maka terowongan akan berwarna cokelat tua atau hitam, terowongan bisa ditepi tetapi jiga bisa masuk kedalam jantung tanaman. Besarnya garis tengah terowongan makin lama makin membesar sesuai perkembangan dari lundi, pada tingkat permulaan, kerugian akibat hama ini belum kelihatan. Baru setelah serangga sampai kebagian pembulu pembawa cairan (apabila yang diserang cabang) maka cabang akan segera layu dan daunnya akan rontok dan akhirnya mati. Kadang-kadang juga timbul cairan yang lengket dibeberapa tempat pada cabang dan cabang tersebut akhirnya mati.
Jika yang diserang akar dan batang, pokok seluruh tanaman akan mati karena saluran ciaran dibawah sudah tidak bisa naik keatas lagi.
Pada periode larva bisa mencapai 7-8 bulan didalam batang tanaman. Sebelum berkepompong lundi telah membuat lubang keluar, lamanya berkepompong 1-3 bulan.
Sesudah keluar dari kepompong, kulit kumbang penggerek masih lunak, kondisi fisiknya tidak bisa berbuat sesuatu apapun. Sekitar 5-6 hari kemudian kulitnya keras, gerak-gerik kumbang mulai aktif.
Serangan penggerek pada batang mangga dapat dicegah dan diberantas dengan mengumpulkan semua penggerek lalu dimusnahkan. Cabang dan batang yang terserang dibuka, lundinya dimatikan. Kumbang penggerek batang mangga ditangkap dengan memberi kayu perngakap gelondongan (bulat). Setelah diserang, kayu tersebut dibuka lundi dan kumbang dewasa dimatikan. Lubang pada gerekan pada batang dan cabang mangga dapat disuntik carbon bisulfida, selanjutnya ditutup dengan dempul, tanah liat atau kapas. Penggunaan carbon bisulfida dapat diganti dengan insektisida lain, miasalnya Ripcord 5 EC, Ambush 2 EC, Bassa 500 EC, Dicis 2,5 EC atau Cymbush 50 EC.


2.2.5    Kutu Dompolan Putih
Kutu dompolan putih (Pseudococcus citri Rinse), famili Pseudococcidae, ordo Hemiptera, dikenal dengan sebutan kuti wol atau kutu tempung, kutu ini termasuk polyphag,pemakan segala tanaman, sifat kutu suku menghisap cairan tanaman, dan mengeluarkan kotoran berupa cairan manis.
Kutu dompolan dapat dikendalikan secara biologis dengan predator Crytoleamus momtrouzieri (famili Coccinellidae) dan  Leptomastidea abnormis (famili Encytridae) sebagi parasitnya. Pada musim hujan cendawan Empusa fresenii merupakan musuh alamianya. Secara kimia kutu dompolan putih dapat dikendalikan dengan insektisida organik maupun non organik.
  
2.3 Penyakit Tanaman Mangga dan Pengendaliannya

2.3.1    Penyakit Buah
Penyakit buah Mangga umumnya disebabkan oleh cendawan dan bakteri. Serangannya melibatkan busuknya buah. Tiga penyakit penting buah mangga sebelum panen adalah Antraknosa (Anthracnose), bercak hitam dan kudis. Penyakit setelah panen buah busuk karena cendawan. Pengendalian penyakit dengan pestisida sebaiknya dilakukan dengan pertimbangan yang masak.

2.3.1.1            Penyakit Anthraknosa Buah
Penyakit anthraknosa buah, penyebabnya cendawan Colletrichus gloeosporiodesPenz. (Syn, Gloeosporim mangifera Penz).
Buah mangga yang telah masak timbul bercak-bercak hitam, kadang-kadang bercaknya sedikit cekung atau permukaannya sedikit reta. Makin lama bercaknya makin banyak sehingga menyatu menjadi bercak hitam yang besar, pangkal buah menjadi hitam semua atau seluruh permukaan buah menjadi hitam sering kali bercak hanya terdapat pada pangkal buah sekitar tangkai, dan terdapat garis-garis bercak menuju ujung buah.
Penyebaran Anthraknosa buah disebabkan spora jamur tersebar lewat guyuran air hujan, hembusan angin, ditularkan lewat serangga dan dipegang-pegang manusia. Infeksi Anthraknosa bisa terjadi pada masa berbunga, buah masih hijau atau sudah masak.
Spora masuk melewati pori-pori buah mangga yang masih hijau. Kemudian berkembang didalam daging buah selama terjadi proses pemasakan, pada buah yang telah masak kadang-kadang terjadi infeksi laten, dan setelah disimpan 3-4 hari seluruh buah menjadi hitam. Buah mangga yang terserang Anthraknosa ketika masih muda biasanya kerdil dan rontok sebelum waktunya. Kalau yang terserang bunganya, harapan panen akan gagal karena bunga rontok semua. Serangan Anthraknosa bertambah hebat ketika udara lembab, banyak awan, banyak hujan saat tanaman berbunga, dan malam harinya terdapat embun.
Anthraknosa tak hanya menyerang bunga dan buah tetapi menyerang ranting dan daun. Anthraknosa pada daun membentuk bercak-bercak oval atau tak beraturan berwarna cokelat. Ukuran bercak bermacam-macam, bercak dapat terjadi di ujung daun, tepi daun dan tengah daun. Kalau udara lembab bercak akan berkembang cepat dan membentuknekrosis memanjang , setelah tua akan pecah, daun yang masih muda akan mudah terserang, tangkai daun berubah menjadi kering, akhirnya rontok sebelum waktunya dan meninggalkan bekas luka hitam dan kering.
Pada tanaman muda serangan Anthraknosa membuat tanaman mati kering. Pada tanaman dewasa  serangan itu hanya membuat ranting dan cabang muda manjadi mati.
Bagian yang terserang cendawan Collentotrchum gloeosporiodes Penz akan terlihat titik-titik hitam tak teratur berbentuk cembung, titik-titik itu adalah badan buah yang disebut piknidia (pycnidia). Ketika piknidia membuka, spora-spora yang terdapat didalam tersebar oleh hembusan angin atau terhambur karena air hujan. Kalau keadaan udara lembab dan berwan, penyakit ini akn mudah sekali tersebar. Daun dan ranting jatuh karena Anthraknosa yang merupakan sumber penyakit, cendawan Anthraknosa dapat membentuk spora pada ranting mati, spora itu dapat hidup sampai 2 tahun.
Serangan Anthraknosa dapat dicegah dan dikendaliakan dengan perlakukan berikut :
1.      Setelah panen, buah mangga dicuci bersih denganair mengalir lalu dikeringkan dengan kain lap yang bersih, pemcucian ini dapat megurangi Anthraknosa.
2.      Cendawa Collentotrchum gloeosporiodes Penz penyebab Anthraknosa menyukai keadaan lembab. Kalau pohon terlalu rimbun atau rapt, sebaiknya kelebatan daunnya dikurangi dengan pemangkasan dan jaraknya dilonggarkan.
3.      Cendawan penyeban Anthraknosa dapat hidup pada ranting yang telah mati sebagai saprophit. Spora yang terbentuk merupakan sumber penyakit sebaiknya rating dan cabang yang telah mati dipotong dan dibakar, demikian buah dan bunga yang terkena.
4.      Ketahanan pohon mangga terhadap Anthraknosa dapat ditingkatkan dengan cara pemupukan yang cukup. Kalau kondisi pohon sehat dan kuat, daya tahannya terhadap penyakit semakin tinggi.
5.      Anthraknosa dapat dikendalikan dengan fungisida, penyemprotan dengan Ingrofol 50 WP atau Topsin 50 WP dapat dilakukan 2 atau 3 kali dalam 2 minggu sebelum bunga membuka. Selain itu dapat dipakai Dithane 430 F, Cupravit OB 21, Delsene 200 MX 200, Antracol 70 WP, Velimex 80 WP atau bubur bordeax.

2.3.1.2            Bercak hitam
Gejala bercak hitam sama seperti Anthraknosa, masa inkubasi berkisar antara 12-14 hari. Gejala terlihat , buah yang masih muda terkena bercak berair hijau tua. Warna itu kemudian berubah menjadi hitam dan tampak menonjol. Perkembangan lebih lanjut, bercak-bercak akan berubah menjadi retak-retak memanjang dan mengeluarkan getah. Dalam keadaan demikian , kalau buah tertiup angin sedikit saja akan rontok, kalau buah bisa masak kualitasnya jelek.
Daun yang terserang bercak hitam, terlihat bercak kecil berair, bersudut  dengan diameter 1-4 mm pada daun. Selanjutnya bercak berubah menjadi berwarna cokelat tua atau hitam yang sedikit bersdut dan menonjol. Suatu lingkaran jernih mengelilingi bercak-bercak itu.
Penyebab bercak hitam bakteri Pseudimonas mangiferae indicae Petel atau  Bacillus mangiferae Doidge, penyakit ini dapat dikendalikan seperti yang dilakukan terhadap Anthraknosa, yakni disemprot bubuk bordeaux.

2.3.1.3            Kudis buah
Buah mangga yuang masih muda sudah bisa terserang kudis. Gejalanya terdapat bercak keabuan atau cokelat keabuan dengan tepi tak teratur, semakin buah bertambah besar, bercaknya juga bertambah besar. Ditengah bercak tertutup jaringan menyerupaui gabus yabg retak dan bercelah. Pada bercak itu spora terbentuk sampai buah mangga masak.
Ketika udara basah, massa spora pada buah yang terserang kudis semakin cokelat keabuan, selain buah kudis menyerang bunga, tangkai ranting dan daun. Kudis juga menyerang tanaman mangga di pesemaiannya. Gejalah terdapat bercak berwarna kuning sampai cokelat, ketika daun bertambah tua, bercak semakin membesar, bentuk bercak ada yang bulat, memanjang atau tak teratur. Warna bercak kelabu-kelabu yang dikelilingi warna kelabu yang lebih tua, permukaan bercak terdapat titik-titik kecil.
Penyebab kudis cendawan Elsinor mangifera  Bitan & jen dan Sphaceloma mangifera. Seperti pada Anthraknosa, penyakit kudis dapat dikendalikan dengan bubuk bordeaux atau fungsida yang mengandung persenyawaan tembaga. Tanaman muda perlu sering disemprot untuk melindunginya.

2.3.2        Penyakit Bunga dan Buah Muda
Bunga dan buah muda rawan terhadap candawan tepung daun busuk cokelat.

2.3.2.1            Cendawan tepung
Cendawan tepung termasuk cendawan ectophit, yaitu cendawan hidup pada permukaan tumbuhan inang, gejalanya terlihat pertumbuhan meselium yang halus dan jernih menyerupai jaring laba-laba. Miselim itu segera membentuk konidia (spora aseksual) yang bentuknya seperti tepung putih. Itulah yang membuat cendawan ini disebut cendawan tepung. Cendawan tepung menghisap makanan dari tanaman dengan alat penghisap disebuthaustoria.
Cendawan tepung dapat dikendalikan dengan penyemprotan dengan bubur kalifornia atau  dihembuska dengan tepung belerang yang halus (250-300 mesh) untuk pohon yang besar setinggi 8 m diperlukan 0,75 kg, untuk pohon yang lebih besar lagi 1,25 kg.

2.3.2.2            Busuk Cokelat
Penyebab busuk cokelat adalah cendawan Physalospora perseae  Doidge. Infeksinya dimulai dari bunga, lalu menjalar ketangkai bunga. Pada tangkai terdapat celah (retak) hitam yang memanjang.
Buah yang masih muda juga bisa terserang busuk cokelat, warna buah akan berubah dari hijau menjadi berwarna cokelat kekuningan sampai hitam kecokelatan. Kerontokan buah yang telah terbentuk dapat mencapai 90 %.
Batang tanaman yang masih muda juga terserang busk cokelat, bagian yang terserang akan terbentuk nekrosis dan mengeluarkan getah (blendok).
Penyakit busuk cokelat dapat dikendalikan dengan menghembuskan campuran tepung tembag (misalnya tembaga oksiklorida) dengan tepung belerang, perbandingan 50 : 50, penghembusan dilakukan ketika mangga berbunga. Setelah terbentuknya buah kecil-kecil segera lindungi dengan penyemprotan bubuk bordeaux. Larutan bubur sebaiknya diberi perekat agar tahan lama melekat pada buah.

2.3.3    Penyakit Daun
Gangguan penyakit pada daun bisa karena serangan cendawan jelaga atau bercak karat merah karena ganggang.

2.3.3.1            Cendawan jelaga
Penyakit cendawan jelaga bisa disebabkan olegh cendawan Meliola mangiferaeEale, Gloeodes pomigena Schw, Dimesosporim mangiferum Cooke et Br,Capnodium mangiferum Cook et Br, Capnodium racemosum Cooke,Phaeasaccardinula sp.
Serangan cendawa jelaga pada mangga bisa terjadi kalu dipohon terdapat hama serangga yang mengeluarkan kotoran “embun madu”.
Daun yang terserang cendawan jelaga sebagian atau seluruh permukaan daun tertutup cendawan hitam seperti kain beludru. Kalau serangannya hebat hampir seluruh permukaan daun dan ranting hitam tertutup cendawan jelaga
Untuk memberantas cendawan delaga perlu diberantas dulu serangga yang mengeluarkan embun madu  (misal Idiocerus niveosparsus Leth) dengan pestisida misalnya Phosdrin. Tak ada gunanya jika menyemprot cendawan delaga bila masih ada serangga embun madu yang belum musnah.

2.3.3.2            Bercak karat merah
Bercak karat merah pada daun mangga disebabkan ganggang Cephaleurus mycoidea Karst, selain daun bercak karat merah menyerang kulit, tunas dan ranting tanaman, serangannya tak begitu merugikan tanaman. Serangan yang hebat bisa membuat kulit menebal, ranting atau tunas menjadi kerdil, daun menjadi jarang dan akhirnya kering.
Bercak karat merah dapat dikendalikan secara kimia dengan penyemprotan sulfat tembaga, bubu bordeaux atau bubur kalifornia, secara mekanis dengan pemangkasan bagian tanaman yang terkena serangan.

2.3.4    Penyakit Cabang dan Batang

2.3.4.1            Penyakit Blendok
Penyakit Blendok disebut juga penyakit recife, penyebabnya cendawan Diplodia recifensisBatista, bersama-sama dengan kumbang Xyleborus affinis.
Kumbang Xyleborus affinis membuat terowongan dibatang atau cabang, kemudian terinfeksi cendawan Diplodia recifensis Batista, infeksi itu mengikuti kumbang yang masuk kedakam terowongan, cendawan berkembang pesat didalam terowongan dan terus masuk kedalam jaringan, bagian yang terinfeksi menjadi cokelat atau hitam sehingga mengganggu perjalanan air dari akar menuju daun.
Penyakit Blendok dapat dicegah dan diberantas dengan cara sebagai   berikut :
a.              Apabila kelihatan ada blendok sebaiknya bagian tersebut segera dipotong dan dicari kumbangnya untuk dimatikan kemudian segera dibakar.
b.              Lubang pemasukan kumbang disumpal kapas yang telah dicelupkan cairan insektisida, misalnya Phosdrin, kemudian lubang ditutup dengan parafin (lilin), sehingga kumbang tidak bisa keluar. Perlakuan ini terutama untuk batang atau cabang yang besar yang sayang untuk dipotong.
c.              Pohon mangga yang sehat berdekatan dengan pohon sakit jika diameter batang dan cabang lebig dari 7,5 cm sebaiknya dioles dengan campuran minyak dan 5 % phenol. Bisa juga batang atau cabang disemprot dengan bubu bordeaux sebagai pencegahan.

2.3.4.2            Penyakit Batang
Pada batang mangga sering kali terdapat cendawan yang melekat pada kulit batang mangga yang telah mati, pada umumnya cendawan merupakan saprofit atau merupakan parasit yang ringan, misalnya Schizophyllum commune Fries, Fomes conchatus (Pers) Fr. Dan  Ganoderma applanatum (Pers. Ev Nallr) Pat.
Gangguan penyakit cendawan dapat dicegah dengan penyemprotan bubur bordeaux, jika terdaspat kerak, sebaiknya kerak dibersikan terlebih dahulu.
Mangga yang tubuh didaerah yang banyak turun hujan lebat, jika cabang dan batang sering ditumbuhi lumut kerak lichen. Lumut kerak juga sering kali terdapat pada daun mangga yang sudah tua.
Lumut kerak sebenarnya tidak merugikan tanaman, namun keberadaannya bisa membuat penampilan pohon mangga tampak jelak, kurang sehat, mengganggu sirkulasi udara dan kegiatan fotosintesa.
Lumut kerak dapat dikendalikan dengan pengerokan dan aplikasi fungisida, cabang atau ranting yang terkena lumut kerak dapat dihilangkan dengan dikerok pakai bambu tapi jangan sampai melukai kulit. Larutan fungisida yang mengandung tembaga atau soda api (NaOH) dengan konsentrasi 18 gram perliter air juga dapa membunuh lumut kerak kalau disemprot.






















BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN

3.1 Kesimpulan
Mangga merupakan tanaman pendatang, tapi kita sudah menganggapnya sebagai tanaman asli Indonesia. Sehingga tidak aneh bila di tiap-tiap daerah nama mangga ini bermaacam-macam. Spesies dan varietasnya yang lezat dimakan pun beraneka ragam diantaranya Golek, Arummanis, ManalagiMangga (Mangifera indica L) termasuk family Anacardiaceae tanaman ini merupakan tanaman buah-buahan tropical kering yang berasal dari India dan Ceylon. Pohon Mangga termasuk pohon buah-buahan yang berkeping dua (dicotyl).
Nama Taksonomi dari Mangga sebagai berikut :
  Divisi : Spermatophyta
  Sub Divisi : Angiospermae
  Kelas : Dicotyledoneae
  Ordo : Sapandales
  Famili : Anacardiaceae
  Genus : Mangifera
  Spesies : Mangifera indica L.
Hama mangga bermacam-macam jenis dan bentuknya. Ada yang menyerang daun , batang, kulit, bunga, buah dan akar, sekitar 75% binatang yang hidup dibumi tergolong serangga. Tergolong hama serangga Mangga, Lalat Buah, bubuk buah Mangga, penggerek batang, wereng mangga, kutu dompolan putih, ngengat, semut rangrang, dan tungau.
Penyakit Mangga : Penyakit Buah ( Tiga penyakit penting buah mangga sebelum panen adalah Antraknosa (Anthracnose), bercak hitam dan kudis), Penyakit Bunga dan Buah Muda (candawan tepung daun busuk cokelat), Penyakit Daun (cendawan jelaga atau bercak karat merah), Penyakit Cabang dan Batang (Blendok dan Penyakit Batang). 

3.2 Saran
Pengendalian hama harus secara bijak dan harus dimulai dengan yang non kimia, tetapi jika tingkat serangan sudah di ambang ekonomi jalan terakhir menggukanan cara kimia dengan dosis yang sudah ditentukan.







DARTAR PUSTAKA

Pracaya. 2009. Bertanam Mangga. Pt Penebar Swadaya, Anggot Ikapi. Depok.
Diperta jabarprov. 2011. Sistematika botanik (Online)http://diperta.jabarprov.go.id/index.php/subMenu/1433. Akses tanggal 03 Oktober 2014
http://prof-ok.blogspot.co.id/2014/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html


Share This :



sentiment_satisfied Emoticon