Budidaya Cabai Dalam Bentuk Makalah

label



Download Versi Microsoft Word dan Power Point

Cover.doc
Kata Pengantar,Daftar Isi.doc
 
Budidaya Cabai.doc





Budidaya Cabai.ppt

BAB I
PENDAHULUAN
A.                Latar Belakang
Indonesia merupakan salah satu negara agraris dengan sektor  agroindustri yang sangat berpengaruh dalam kehidupan penduduk Indonesia. Hampir 70% penduduk Indonesia bergerak di sektor pertanian. Negara yang mempunyai kekayaan alam yang berlimpah ruah sumber daya alam yang sangat cukup terutama di bidang pertanian, yang harus digunakan sebaik mungkin serta dilestarikan, karena kebutuhan pangan di Indonesia saat ini semakin meningkat dan perkembangan usaha di bidang pertanian pun begitu menjanjikan.
Namun, perkembangan pertanian saat ini kebayakan menggunakan bahan kimiawi (anorganik). Sehingga media tempat tumbuh tanaman menjadi terganggu. Oleh sebab itu, isu global mengenai dampak pengunaan bahan kimia sintesis termasuk pestisida dan pupuk anorganik harus mendapat perhatian yang lebih serius. Karena dampak tersebut sangat merugikan  pertanian. Cara mengatasi masalah tersebut adalah dengan menerapkan budidaya pertanian secara organik. termasuk penerapan terhadap budidaya tanaman cabai. Karena remajanya tanaman cabai saat ini sangat dibutuhkan dan tidak terlepas dengan dunia kuliner khas Indonesia. Cabai merupakan komoditi bernilai ekonomis yang tinggi, namun harus dibarengi dengan pengetahuan yang tepat dalam menanam cabai ini, terutama dalam cara yang baik dalam budidaya. Meskipun cabai bukan makanan pokok, tetapi cabai yang hampir setiap hari masuk dalam tubuh kita. Dengan demikian perlu adanya peningkatan terhadap budidaya tanaman cabai secara organik.
B.             Rumusan Masalah
1.       Bagaimana morfologi tanaman cabai rawit ?
2.       Bagaimana membudidayakan tanaman cabai rawit secara organik ?
3.       Apa manfaat tanaman cabai rawit ?

C.            Tujuan
1.       Mengetahui morfologi tanaman cabai rawit.
2.       Mengetahui cara budidaya tanaman cabai rawit secara organik.
3.       Mengetahui manfaat cabai rawit.




BAB II
PEMBAHASAN
A.   Landasan Teoritis
Cabai merupakan tumbuhan perdu dengan rasa buah yang pedas karena kandungan kapstain di dalamnya. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik, menyukai daerah kering, dan ditemui pada ketinggian 0,5 – 1,2050 m dpl. Varietas cabai rawit di masyarakat cukup banyak. Keadaan ini dipengaruhi perbedaan faktor iklim dan keadaan tanah. Beberapa varietas cabai rawit diantaranya Cipanas (buah muda berwarna hijau tua), Tabasco (buah muda berwarna putih kekuningan), Tabanan (buah muda berwarna hijau muda), Banjaran (buah muda berwarna hijau kekuningan).
1.      Morfologi
a.       Akar
Akar cabai rawit (Capsicum frutescens L) termasuk akar serabut. Lapisan epidermis tipis dan sel-sel tanpa ruang antar sel. Pada lapisan luar berbatasan dengan sel parenkim. Terdapat jaringan xylem dan floem, dan ada kambium di sekitar xylem.
b.      Batang
Batangnya berbuku-buku atau bagian atas bersudut. Batang Capsicum frutescens L termasuk kolenkim sudut. Penebalan dinding sel kolenkim ini terdapat pada sudut sel. Pada penampang melintangnyapenebalan ini terjadi pada tempat bertemunya 3 sel atau lebih.
c.       Buah
      Buahnya buah buni, tegak, kadang-kadang merunduk, berbentuk bulat telur, lurus atau bengkok, ujung meruncing, panjang 1 – 3 cm, lebar 2.5 – 12 mm, bertangkai panjang, dan rasanya pedas. Buah muda berwarna  hijau tua, putih kehijauan, atau putih, buah yang masak berwarna merah terang.
            Perikarpium cabai rawit terdiri dari lapisan eksokarpium, measokarpium, dan endokarpium. Lapisan eksokarpium berupa jaringan epidermis yang tersusun rapat. Lapisan mesokarpium disusun oleh jaringan parenkimatis. Di dalam jaringan parenkimatis tersebar berkas pengangkut. Sel-sel raksasa (Giant Cell) ditemukan di bagian paling dalam dari mesokarpium. Endokarpium terdiri dari sel epidermis dalam yang berbatasan langsung dengan sel raksasa dan ruang ovarium. Buah cabai rawit memiliki dua ruangan yang dibentuk dari sekat sempurna pada ruang buah.


d.      Biji
Bijinya banyak, bulat pipih, berdiameter 2 – 2.5 mm, berwarna kuning kotot. Jaringan kulit biji cabai rawit tersusun dari lapisan sel makrosklereida atau oteosklereida, hilum, endosperma yang berisi amilum atau minyak, aleuron,  dan embrio. Terdapat sel tannin, sklerenkim, dan sel gabus. Merupakan biji exendosperm seed karena cadangan makanannya terdapat dalam kotilnya (pada bagian embrio).
e.       Daun
Daun tunggal, bertangkai, letak berselingan. Helaian daun bulat telur, ujung meruncing, pangkal menyempit, tepi rata, pertulangan menyirip, panjang 5 – 9.5 cm, lebar 1.5 – 5.5 cm, berwarna hijau. Epidermis terdiri dari beberapa lapisan sel, dimana jimlah sel de epidermis atas lebih banyak dari sel epidemis bawah. Memiliki stomata kipas dan ruang substomata yang besar antara sel penutup dengan jaringan mesofil. Stomata yang berfungsi sebagai jalan pertukaran gas pada tumbuhan dan sebagai pengatur besarnya transpirasi. Jumlah lapsan sel palisadenya terdiri dari beberapa jenis.
f.        Bunga
Bunga keluar dari ketiak daun, mahkota bentuk bintang, bunga tunggal atau 2 – 3 bunga letaknya berdekatan, berwarna putih, putih kehijauan, kadang-kadang ungu.
2.      Klasifikasi
Kingdom               : Plantae
Divisi                     : Magnoliophyta
Kelas                     : Magnoliopsida
Ordo                      : Solanales
Famili                    : Solanaceae
Genus                    :  Capsicum
Spesies                  : Capsicum frutescens L


B.     Budidaya Tanaman Cabai Organik
1.      Syarat Tumbuh
Budidaya tanaman cabai rawit memang tergolong berisiko tinggi. Namun, risiko ini bisa diminimalis dengan memperhatikan beberapa hal yang terkait dengan budi dayanya. Salah satunya adalah dengan memperhatikan syarat tumbuh tanaman cabai. Syarat tumbuh dapat ditentukan oleh dua hal yaitu :
a.       Curah Hujan dan Kelembapan
Curah hujan yang ideal untuk bertanam cabai adalah 1.000 mm/tahun. Curah hujan yang rendah menyebabkan tanaman kekeringan. Sebaliknya, curah hujan yang tinggi akan merusak tanaman cabai serta membuat lahan penanaman becek dan kelembapannya tinggi. Kelembapan yang cocok bagi tanaman cabai berkisar antara 70 – 80%, terutama saat pembentukan bunga dan buah.
Kelembapan  yang melebihi 80% memacu pertumbuhan cendawan yang berpotensi menyerang dan tanaman. Sebaliknya, iklim yang kurang dari 70% membuat cabai kering dan mengganggu pertumbuhan genotifnya, terutama saat pembentukan bunga, penyerbukan, dan pembentukan buah.
b.      Jenis Tanah, pH Tanah, dan Ketinggian Lahan
Cabai tumbuh optimal di tanah regosol dan andosol. Penambahan pupuk organik sebelum penanaman dapat diaplikasikan untuk memperbaiki struktur tanah serta mengatasi tanah yang kurang subur dan miskin unsur hara. Sebaiknya, pilih lahan penanaman agak miring untuk menghindari genangan air dengan tingkat kemiringan lahan tidak lebih dari 25%. Kadar keasaman (pH) tanah yang cocok untukpenanaman cabai secara intensif adalah 6 – 7. Tanah dengan pH rendah atau asam harus dinetralkan dengan cara menaburkan belerang pada lahan penanaman. Cabai bisa ditanam pada ketinggian lahan dari 1.000 – 2.000 m dpl. Ketinggian tempat berpengaruh pada jenis hama da penyakit yang menyerang cabai.
2.      Teknis Budidaya Tanaman Cabai Rawit Organik
a.       Persipan tanam.
1)      Pembenihan
Pembenihan merupakan tahap awal dari kegiatan budi daya cabai dan sangat penting karena ikut menentukan keberhasilan budi daya cabai secara keseluruhan. Kegian-kegiatan yang dilaksanakan pada proses pembenihan antara lain :


a)      Pemilihan benih
Pemilihan benih merupakan langkah awal yang sangat penting. Karena memilih benih yang kurang baik, hasilnya pun tidak baik pula. Benih cabai rawit dapat diperoleh dengan cara membeli atau dapat pula dengan cara membuatnya sendiri. Benih cabai rawit dapat diperoleh dari toko pertanian setempat baik berupa varietas lokal, OP, maupun hibrida. Selain membeli di toko dapat membeli dari petani cabai yang telah berhasil memanen. Sebelum membuat benih cabai, ada hal-hal yang harus diperhatikan salah satunya syarat buah cabai. Adapun syarat buah dari pohon induknya untuk diambil bijinya sebagai berikut.
(1)   Buah dipetik dari cabang tanaman terbawah.
(2)   Buah sudah benar-benar masak dan kulit luarnya tampak mengkilap.
(3)   Ukuran lebih besar dari ukuran normal (panjang sekitar 3.5 – 3 cm untuk cabai rawit putih dan 2.5 – 3 cm untuk cabai rawit hijau).
(4)   Buah bersih tanpa berbintik dan tidak terkena hama penyakit.
(5)   Pertumbuhan batang, cabang, ranting, dan daunnya subur.
(6)   Tanaman tidak terserang hama dan penyakit.
(7)   Umur minimal 7 – 8 bulan, karena produksi buahnya sudah maksimal.
(8)   Buah sebaiknya diambil dari tanaman yang sudah berbuah lebat.
Buah cabai yang sudah memenuhi kriteria sebagai sumber benih yang baik dibersihkan dan dibelah, kemudian keluarkan bijinya dari dalam daging buah. Untuk memastikan benih yang digunakan berkualitas baik, bisa dilakukan pengecekan dengan cara merendam biji tersebut dalam air. Biji yang bagus digunakan sebagai benih dalah biji yang tenggelam.
Biji yang sudah terpilih sebagai benih dan memenuhi kriteria tersebut selanjutnya dicuci pada air bersihyang mengalir untuk menghilangkan lendir dan daging buah yang menempel. Selanjutnya biji dikeringkan dengan cara diangin-anginkan dan dijemur di bawah sinar matahari ataupun dengan alat pengering. Biji yang sudah kering disebut sebagai benih dan siap untuk disemaikan.
b)      Penyiapan tempat dan media semai
(1)   Tempat
Tempat pesemaian benih harus memenuhi 3 syarat, yaitu terlindung dari sengatan sinar matahari langsung, terlindung dari derasnya curah hujan, terlindung dari hamadan penyakit.
(2)   Media
Bahan-bahan yang digunakan untuk media pesemaian adalah tanah, pupuk organik. Kedua bahan tersebut dicampur rata dengan perbandingan 2:1. Selanjutnya campuran media tersebut dijemur dibawah terik matahari selama 1 – 2 hari. Penyemaian bisa langsung dilakukan di polibag atau dalam bedeng penyemaian. Jika penyemaian langsung di polibag maka media tanah yang sudah disediakan tadi dimasukka ke dalam polibag kecil berdiameter 6 – 8 cm dan tinggi 10 cm. Bagian bawah polibag dilubangi agar air siraman tidak menggenang dan menyebabkan media menjadi terlalu lembab. Jika media tanam terlalu lembab dapat menyebabkan akar menjadi busuk dan memicu tumbuhnya jamur. Selanjutnya polibag diisi dengan media tanam hingga ketinggian 9 cm.
Jika melakukan penyemaian di bedengan terlebih dahulu, kita harus menyiapkan bedengan penyemaian. Media yang digunakan untuk bedengan penyemaian ini adalah arang sekam. Hal ini dimaksudkan agar bibit muda yang sudah tumbuh dapat dicabut dengan mudah tanpa merusak akar sehingga proses pemindahan dari bedengan ke polibag menjadi lebih mudah.
1)      Pemberian perlakuan sebelum semai
Beberapa perlakuan mekanis yang sebaiknya dilakukan sebelum penyemaian adalah :
a)      Benih direndam didalam air bersih dengan tujuan untuk mencuci sekaligus sortasi benih.
b)      Benih yang mengambang dipermukaan air dibuang karena daya tumbuhnya sudah tidak baik danjarang bisa tumbuh.
c)      Benih yang tenggelam merupakan benih yang berkualitas baik, bernas, dan memiliki daya tumbuh yang bagus.
d)      Benih harus segera disemaikan agar tidak kadaluarsa dan perlakuan semai masih efektif.
2)      Penyemaian
a)      Langsung ke polibag
Penyemaian dilakukan dengan cara menanam benih dalam polibag kecil yang sudah berisi media tanam. Keunggulan penyemain benih dengan metode ini diantaranya mudah pengerjaannya karena lebih sederhana, proses penyemaiannya lebih cepat, tidak membutuhkan banyak tenaga kerja.
Penyemaian dibedengan pesemaian.Penyemaian ini dilakukan dengan cara menyemai benih terlebih dahulu di bedeng pesemaian yang sudah disediakan. Benih disebar secara merata dan tidak terlalu rapat di permukaan bedengan. Kelemahan dari metode penyemaian ini adalah pelaksanaannya membutuhkan waktu lebih lama karena harus bekerja dua kali. Selain menyiapkan bedengan pesemaian, kita juga harus menyiapkan polibag kecil untuk menumbuhkan bibit sebelum ditanam kelahan atau polibag besar. Pengerjaannya lebih rumit dan harus ekstra hati-hati tertama saat pemindahan bibit dari bedengan ke dalam polibag kecil. Kelebihan dari metode ini adalah mutu bibit yang dihasilkan lebih terjamin karena proses seleksi dapat dilakukan dengan baik.
3)      Pemeliharaan bibit
Kegiatan pemeliharaan yang penting dilakukan antara lain:
a)      Penyiraman
Intensitas penyiraman yang dianjurkan adalah sebagai berikut:
(1)   Untuk benih yang baru ditabur, penyiraman dilakukan dua kali sehari (pagi dan sore) untuk menjaga lingkungan pesemaian agar tetap lembab sehingga mampu merangsang perkecambahan.
(2)   Dua atau tiga hari setelah semai, biasanya benih sudah mulai berkecambah. Ketika benih sudah rata berkecambah, intensitas penyiraman dapat dikurangi menjadi sekali sehari. Penyiraman sebaiknya dilakukan pada pagi hari.
b)      Pemupukan susulan
Prinsip kerja pupuk organik adalah memberikan makanan pada tanah, selanjutnya tanah akan memberikan makanan bagi tanaman. Aktivitas mikroorganisme tanah yang kembali aktif karena kehadiran pupuk organik akan ikut mempertahankan kesuburan tanah yang menjadi media tanam bibit cabai. Sangat berbeda dengan pupuk kimiawi yang berfungsi memberikan nutrisi langsung bagi tanaman.
4)      Pengendalian Hama danpenyakit
5)      Persiapan pindah tanam
Bibit cabai sudah bisa dipindahkan ke lahan atau media tanam lainnya seperti polibag besar atau pot setelah berumur 1 – 1,5 bulan. Sebaiknya bibit dipindahkan bersama media tanamnya sehingga akar bibit tidak rusak pada saat pemindahan.
b.      Penanaman
Sebelum melakukan penanaman, terlebih dahulu harus mempersiapkan alat-alat dan bahan –bahan yang dibutuhkan untuk proses penanaman. Bahan dan alat yang dibutuhkan untuk budidaya cabai di polibag antara lain:
1)      Polibag besar dengan ukuran 30 cm dan tinggi 40 – 50 cm.
2)      Cangkul atau peralatan lain yng bisa digunakan untuk memecah bongkahan tanah, mengaduk media tanam (campuran tanah, pasir, dan pupuk organik), dan membantu memasukkan media tanam ke polibag.
3)      Pupuk organik, bisa berupa pupuk kandang, kompos, atau pupuk cair organik.
4)      Bibit cabai yang sudah tumbuh dari proses pesemaian sebelumnya.
Setelah alat dan bahan tersedia, selanjutnya kita harus mempersiapkan media tanam. Bahan yang digunakan sebagai media tanam adalah campuran tanah, pasir, danpupuk kandang dengan perbandingan 2 : 1 : 1. Ketiga bahan tersebut dicampur atau diaduk rata hingga tercampur sempurna.
Media tanam yang sudah tercampur sempurna dimasukkan dalam polibag yang sudah dilubangi bagian bawah dan pinggirnya untuk membuang kelebihan air. Isi polibag tersebut dengan dengan media tanam hingga setengah atau dua pertiga ukuran tingginya. Siapkan bibit yang sudah berumur 1 – 1,5 bulan. Buang polibag bibit dengan cara menyobek bagian sisi kiri dan kanan polibag, kemudian tarik polibag ke arah bawah hingga polibag terpisah dari media tanam dan bibit. Atur posisi bibit pada polibag besar hingga tepat di tengah-tengah polibag. Tambahkan media tanam ke dalam polibag hingga polibag teris 90% dari ukuran tingginya. Padatkan media dengan cara menekan-nekan media tanam sehingga bibit cabai berdiri dengan kokoh. Terakhir lakukan penyiraman agar bibit tetap segar setelah dipindahkan.
c.       Perawatan
1)      Pemupukan dengan pupuk organik cair (kompos cair)
Untuk tetap menjaga kesuburan tanah dengan menggunakan pupuk organik cair yang bisa diracik sendiri dari limbah dapur. Pemupukan dengan pupuk organik cair ini bisa dilakukan setiap satu minggu sekali.
2)      Penyiraman
Kegiatan penyiraman tanaman cabai harus dilakukan secara rutin. Paling tidak, penyiraman dilakukan setiap satu kali sehari, terutama jika tidak ada hujan. Jika turun hujan maka intensitas penyiraman dapat dikurangi.
d.      Penambahan media tanam
Penambahan media tanam dilakukan karena setelah 2 – 3 bulan biasanya ketinggian media tanam akan berkurang akibat hanyut bersama air siraman atau mengalami pemadatan. Usahakan media tanam yang ditambahkan sama dengan media tanam awal. Tambahkan media tanam ke dalam polibag hingga menyamai volume awal media tanam. Selain penambahan media tanam, tindakan lain yang perlu dilakukan adalah menggemburkan media tanam yang sudah mulai memadat.
e.       Penggantian polibag
Penggantian polibag dilakukan karena polibag mengalami sobek atau rusak parah, polibag terlalu kecil sehingga menghambat pertumbuhan akar. Langkah-langkah dalam melakukan penggantian polibag, yaitu:
1)      Isi polibag baru dengan media tanam hingga mencapai batas sepertiga dari ketinggian polibag tersebut.
2)      Dekatkan posisi polibag lama dan baru agar proses pemindahan dapat dilakukan dengan lebih cepat dan mudah.
3)      Sobek polibag lamadi sisi kanan dan kiri. Sebelum dimasukkan ke dalam polibag baru, sebaiknyaperhatikan kondisi media tanam lama yang menempel pada tanaman cabai.
4)      Masukkan tanaman cabai yang akan dipindahkan beserta media tanamnya ke dalam polibag baru yang baruyang sudah disediakan. Selanjutnya tambahkan media tanam ke dalam plibag hingga penuh (sisakan ruang polibag setinggi ±5 cm). Tekan media tanam dengan jari ke arah pangkal batang cabai untuk Memadatkan tanah.

3.      Hama dan Penyakit beserta Penanggulangannya.
a.       Thrips
Thrips tergolong sebagai pemangsa segala jenis tanaman. Dengan panjang tubuh sekitar 1 mm, serangga ini tergolong sangat kecil namun masih bisa dilihat dengan mata telanjang. Thrips biasanya menyerang bagian daun muda dan bunga. Serangan paling parah biasanya terjadi pada musim kemarau, namun pada saat musim hujan bisa juga terjadi serangan.
Gejala yang bisa dikenali dari kehadiran hama ini adalah adanya strip-strip pada daun dan berwarna keperakan. Thrips merupakan hama yang membahayakan karena selain sebagai hama perusak, juga sebagai carrier atau pembawa bibit penyakit (berupa virus) yang menyebabkan penyakit pada tanaman cabai yang lain.
Pengendalian hama ini bisa dilakukan secara kultur teknis maupun kimiawi. Secara teknis dapat dilakukan dengan pergiliran tanaman misalnya tidak menanam cabai secara bertahap atau dengan selisih waktu yang lama. Selain itu pengendalian hama ini dapat dilakukan dengan menggunakan perangkap kuning yang dilapisi lem. Sedangkan pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan penyemprotan insektisida Winder 25WP konsentrasi anjuran 0.25 – 0.5 gr/liter atau bisa juga menggunakan insektisida bentuk cair Winder 100EC dengan konsentrasi 0.5 – 1 cc/L.
b.      Tungau (Mite)
Tungau bersifat parasit yang merusak batang, daun, maupun buah yang mengakibatkan perubahan warna dan bentuk. Serangan mite dilakukan dengan menghisap cairan daun sehingga warna daun terutama pada bagian bawah menjadi berwarna kuning kemerahan. Bentuk daun menjadi menggulun ke bawah dan akibatnya pucuk daun mengering yang akhirnya rontok.
Dalam klasifikasi tungau termasuk dalam ordo Arcarina, kelas Arachnidae, dan bukan termasuk golongan serangga. Tungan berukuran sangat kecil dengan panjang 0.5 mm dan berkulit lunak dengan kerangka chitin. Pengendalian hama mitesecara kimia dilakukan dengan penyemprotan menggunakan Akarisida Samite 135EC. Konsentrasi yang dianjurkan adalah 0.5 ml/L.
c.       Kutu (Myzus persicae)
Serangannya hampir sama dengan tungau namun akibat cairan dari daun yang dihisapnya menyebabkan daun melengkung ke atas, keriting, dan belang-belang hingga akhirnya dapat menyebabkan kerontokan. Tidak seperti tungau, kutu persik ini memiliki kemampuan berkembang biak dengan cepat karena selain bisa memperbanyak dengan perkawinan bias, dia juga mampu bertelur tanpa pembuahan. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan dengan menyemprot insektisida Winder 100EC konsentrasi 0.5 – 1.00 cc/L.
d.      Lalat Buah (Bactrocera dorsalis)
Serangannya dilakukan dengan cara menusukkan ovipositornya pada buah serta meletakkan telur, menetas, dan menjadi larva yang kemudian merusak buah cabai dari dalam. Pengendalian kultur teknis dapat dilakukan dengan  membuat perangkap dari botol bekas air kemasan yang yang di dalamnya diberi umpan yang telah diberi sex feromon seperti metil eugenol dan insektisida.
e.       Ulat Grayak (Spodotera litura)
Hama ini termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waHama ini termasuk hewan yang sangat rakus. Hanya dalam waktu yang tidak lama, daun-daun cabai bisa rusak olehnya. Ulat yang setelah dewasa akan berubah menjadi sejenis ngengat. Pengendalian hama ini dapat dilakukan terhadap ngengat dewasa yangvhendak meletakkan telurnya pada tanaman inang dengan menyemprotkan insektisida. Selain itu hama ini dapat dikendalikan dengan insektisida biologis Turex WP konsentrasi 1 – 2 gr/ Lt.
f.        Tikus
Tikus biasanya menyerang bagian buah cabai rawit. Pengendalian tikus dilakukan dengan cara membersihkan kebun cabai dari gulma dan semak-semak yang bisa menjadi tempat sarang sekaligus perlindungan tikus.
g.      Antracnose
Antracnose atau pathek menyebabkan buah yang siap dipanenberubah menjadi busuk. Tindakan yang paling baik untuk mengatasi penyakit ini dengan melakukan pencegahan sebelum terjadinya serangan. Gejala awal dari serangan penyakit ini adalah adanya bercak yang agak mengkilap,sedikit terbenam, dan berair. Lama-kelamaan bercak tersebut busuk dan melebar menmbentuk lingkaran konsentris.
Pencegahannya dapat dilakukan dengan kultur teknisyang baik. Selain itu dapat dilakukan dengan cara pembersihan  atau pembuangan bagian tanaman yang sudah terserang agar tidak menyebar. Langkah awal pencegahan juga dapat dilakukan dengan pemilihan benih secara selektif. Pengendalian secara kimia dapat dilakukan dengan menyemprotkan fungisida bersifat sistemik yang berbahan aktif triadianefon dicampur dengan fungisida kontak berbahan aktif tembaga hidroksida seperti Kocide 54WDG atau yang berbahan aktif Mankozeb seperti Victory 80WP.
h.      Layu Bakteri
Layu bakteri ini disebabkan oleh Pseudomonas solanacearum. Serangangan bakteri ini ditandai dengan gejala layu pada tanaman cabai yang awalnya mengalami kesembuhan pada waktu sore hari tetapi lama-kelamaan kelayuannya terjadi secara keseluruhan dan menetap. Bakteri ini mampu bertahan selama bertahun-tahun di dalam tanah dalam keadaan tidak aktif. Bakteri layu cepat meluas terutama di tanah dataran rendah, gejala kelayuan yang mendadak seringkali tidak bisa diantisipasi.
Untuk mengatasinya tidak ada jalan lain selain menyingkirkan tanaman yang terserang dan tetap menjaga agar bedengan tanam selalu dalam kondisi kering di luar. Selain itu, dapat dilakukan rotasi tanaman dengan tanaman yang tidak sefamili untuk mengurangi risiko serangan penyakit tersebut. Secara kimiawi, penyakit ini dapat dicegah dengan menyiram larutan Kocide 77WP konsentrasi 5 – 10 gr/ liter pada lubang tanam sebanyak 200 ml/ tanaman dengan interval 10 – 14 hari dan dimulai saat tanaman mulai berbunga.



C.    Pupuk dan Pemupukan
1.      Pupuk anorganik
Pupuk anorganik adalah pupuk yang dibuat oleh pabrik dengan meramu bahan kimia (anirganik) berkadar hara tinggi, misalnya pupuk urea berkadar hara tinggi, misalnya pupuk urea berkadar N 45% - 46% (setiap 100 kg pupuk urea terdapat  45 kg – 46 kg hara nitrogen. Pupuk ini mengandung unsur hara makro seperti nitrogen, fosfor, dan kalium, serta unsur mikro seperti magnesium, sulfur, besi, magan dan seng.
Penggunaan pupuk organik pun bermacam – macam, ada yang ditabur, dibenam rata disekeliling tanaman, ada pupuk akar yang ditimbun disekitar akar, dan diberikan lewat daun. Selain itu ada yang berbentuk cair dan ada juga berbentuk padat. Pupuk anorganik mempunyai beberapa keuntungan, yaitu:
a.       Pemberian dapat terukur dengan tepat karena lomposisi unsur hara dalam pupuk anorganik umumnya telah sesuai.
b.      Kebutuhan akan unsur hara dapat dipenuhi dengan perbandingan yang tepat.
c.       Pupuk anorganik tersedia dalam jumlah cukup.
d.      Mudah diangkut karena jumlahnya lebih sedikit dibandingkan dengan pupuk organik.
Pemberian pupuk anorganik pada cabai rawit harus memperhatikan dosis atau takarannya. Bila berlebihan, tanaman bukan menjadi subur melainkan akan mati. Dosis pemberian pupuk anorganik juga tidak boleh terlalu sedikit larena pertumbuhan tanaman bisa terhambat. Pemberian pupuk buatan sangat perlu untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan tanaman.
Pemberian pupuk mulai dilakukan setelah sebulan bibit dipindahkan ke polybag. Pemupukan dilakukan setiap sebulan sekali. Pemberian dilakukan dengan memperhatikan kondisi tiap tanaman. Bila tanaman nampak subur dengan cabang yang kuat, daun rimbun, ranting banyak, maka pemberian dilakukan dengan dosis minimal dan tidak harus sesuai dengan dosis yang tertera. Jadi pemupukan untuk setiap tanaman diuasahakan tidak harus sama.
2.      Pupuk organik
Pupuk organik atau kompos merupakan hasil fermentasi atau hasil dekomposisi bahan organik seperti tanaman, hewan, atau limbah organik. Secara ilmiah kompos dapat diartikan sebagai partikel tanah yang bermuatan negatfi sehingga dapat dikoaligasikan oleh kation dan partikel tanah untuk membentuk granula tanah. Manfaat pupuk organik sebagai berikut:
a.       Memperbaiki produktivitas tanah.
b.      Mengurangi penemaran lingkungan.
c.       Meningkatkan kesuburan tanah.
Bahan organik yang ditambahkan ke dalam tanah biasanya berupa pupuk. Pupuk seharusnya merupakan bahan alami yang ditambahkan pada tanah supaya kesuburan tanah dapat meningkat. Pupuk organik adalah pupuk yaang berasal dari alam yaitu sisa –sisa organisme hidup baik sisa tanman maupun sisa hewan yang mengandung unsur-unsur hara baik makro maupun mikro. Pupuk organik terbuat dari bahan yang dapat diperbarui, didaur ulang, dan dirombak oleh bakteri-bakteri tanah menjadi unsur-unsur yang dapat digunakan oleh tanaman tanpa mencemari tanah dan air.
Pupuk organik dapat berupa pupuk cair dan pupuk padat. Pupuk cair biasanya berupa saringan dari pupuk padat. Penggunaan pupuk cair lebih mudah, tidak mengandung kotoran, dan sekaligus menjaga kelembapan tanah. Pupuk padat dapat berupa pupuk hijau, pupuk serasa, kompos, maupun pupuk kandang.
D.    Panen
Pasca budi daya, kegiatan selanjutnya adalah memetik hasil (panen). Meski memanen cabai terkesan mudah, namun ada beberapa hal yang perlu dkethui agar cabai yang dipanen memenuhi kriteria dan tidak merusak tanaman. Beberapa hal yang diperhatikan dalam kegiatan memanen cabai adalah :
1. Umur panen
Sekitar  umur 2-4 bulan setelah tanam, tanaman cabai sudah mulai bisa dipanen. Setelah pemanenan pertama, pemanenan selanjutnya bisa dilakukan setiap 3-7 hari sekali. Ciri-ciri buah yang siap dipanen sebagai berikut :
a.       Terjadi perubahan warana kulit dari hijau muda atau hijau tua menjadi merah, merah menyala, atau merah tua.
b.      Diameter buah menjadi lebih besar dan menggembung yang menunjukan ukuran optimal buah cabai.
2.      Watu panen
Waktu yang dianjurkan untuk memanen buah cabai adalah pada pagi hari seitr pukul 06.00-08.00 atau sore hari sekitar pukul 15.00 ke atas.
3.      Cara panen
Teknik pemanenan yang baik sebagai berikut:
a.       Pemanenan dilakukan pada waktu pagi atau sore hari dan pastikan cuaca dalam keadaan cerah.
b.      Cara pemanenan adalah dengan memetik buah menggunakan tangan kosong atau bisa juga dengan menggunakan gunting panen steril.
c.       Saat memetik buah cabai usahakan agar menyisakan tangkainya, hal ini dimaksudkan agar buat cabai lebih awet.

E.     Khasiat Tanaman Cabai
1.      Bagian-bagian tanaman cabai yang berkhasiat
Bagian-bagian tanaman cabai yang berkhasiat antara lain buah, daun, dan bongkol akar. Tiga bagian tanaman tersebut biasa digunakan sebagai bahan ramuan obat-obatan.
a.       Buah
Buah merupakan bagian tanaman cabai yang dikonsumsi langsung. Buah cabai sering disebut dengan ‘cabai saja’ saja. Ia merupakan bagian tanaman cabai yang dipanen dan dikenal oleh masyarakat sebagai bumbu dapur yang berperan memberi cita rasa pedas pada masakan.
Buah cabai terdiri dari empat bagian penting,yaitu kilit luar, daging buah, empulur, dan biji. Empulur cabai yang berwarna putih merupakan sumber rasa pedas yang timbul ketika kita mengonsumsi cabai. Pada empulur tersebut terdapat senyawa capsaicin seperti minyak yang bersifat menyengat, sel-sel pengecap di lidah dan syaraf otak menerjemahkan sebagai rasa pedas.
Capsaicin juga memberikan efek positif bagi kesehatan tubuh orang yang mengkonsumsinya, misalnya meningkatkan nafsu makan, peluruh keringat, menghilangkan rasa nyeri di kepala, memberikan terapi serta efek fositif bagi jaringan dan organ dalam tubuh.
Buah cabai juga kaya akan nutrisi makro dan mikro yang sangat bermanfaat bagi kesehatan dan kecantikan diantaranya karbohidrat, lemak, protein, air, vitamin, mineral, dan senyawa-senyawa penting lainnya.
Menurut dr. Budi Sugiarto Widjaja khasiat cabai bagi tubuh kita diantaranya :
1)      Memperlancar aliran darah.
2)       Tonik (pembersih) jantung.
3)       Obat rematik.
4)      Menghancurkan bekuan darah.
5)      Mengatasi gangguan rematik dan radang beku
6). Meningkatkan nafsu makan
7). Peluruh kentut, keringat, air liur, dan kencing.
b.      Daun
Bagian tanaman cabai yang berperan penting dalam proses fotosintesis tanaman, ternyata sangat berkhasiat mengobati berbagai macam penyakit. Meski belum ada hasil penelitian yang relevan tentang khasiat daun cabai untuk mengobati penyakit, khasiat ramuan ini sangat populer di masyarakat. Beberapa penyakit yang bisa disembuhkan oleh racikan obat dari daun cabai diantaranya demam atau panas tinggi dan sakit perut.
c.       Bonggol Akar
Bonggol akar adalah bagian tanaman cabai yang berbentuk bonggol dan terletak di bagian dasar cabai.bonggol akar merupakan dasar akar yang membesar atau membengkak.biasanya bongkol akar menjadi pijakan (dasar) bagi batang cabai dan pankaldari pertumbuhan akar tunggang ( akar utama). Bonggol akar cabai ini bermanfaat untuk menyembuhkan penyakit lumpuh (kaki atau tangan lemes).

2.      Khasiat bagi kesehatan
a.       Memenuhi kebutuhan protein  
Seperti telah dibahas sebelumnya, protein merupakan nutrisi yang berperan penting bagi kesehatan tubuh manusia. Protein berperan dalam pembentukan dan perkembangan jaringan tubuh yang baru, membentuk hemoglobin, enzim, antibodi, dan hormon.
b.      Melindungi tubuh dari radikal bebas penyebab kanker
Capsaicin cabai adalah senyawa yang bertanggung jawab menghentikan penyebaran sel-sel kanker prostat melalui berbagai mekanisme. Sebuah penelitian yang diterbitkan pada 15 Maret 2006, Capsaicin membunuh kedua jenis utama dari sel kanker prostat dan merangsang pertumbuhan hormon laki-laki agar tidak terpengaruh.
c.       Mencegah penyakit jantung koroner
Fitosterol dalam buah cabai berperan penting untuk menekan tingginya kandungan kolesterol dalam darah sekaligus mencegah proses pengendapan kolesterol dalam pembuluh jantung. Kandungan kolesterol yang tinggi dalam darah merupakan penyebab utama penyakit jantung koroner pada manusia.
d.      Mengatur proses fisiologis tubuh
Cabai memiliki kandungan mineral yang cukup lengkap. Mineral berperan penting untuk mengatur proses fisiologis tubuh seperti peredaran darah, kerja otot, dan lain-lain. Kandungan mineral cabai dalam tubuh di antaranya Ca, Fe, Mg, P, K, Na, Zn, Cu, Mn, dan Se.
e.       Mengobati hidung tersumbat, mengencerkan dahak, dan sinusitis
Senyawa capsaicin yang terkandung di dalam empulur cabai yang berwarna putih tempat biji cabai menempel tidak hanya menimbulkan sensasi rasa pedas di lidah. Senyawa tersebut juga bisa mengencerkan lendir di hidung dan tenggorokan. Oleh karena itu, penderita batuk berdahak, sinusitis, dan hidung tersumbat disarankan untuk mengonsumsi cabai pedas, misalnya cabai rawit atau cabai merah dalam jumlah wajar.
f.        Meningkatkan nafsu makan
Khasiat lain yang ada pada senyawa capsain yang ada pada empulur cabai adalah mampu merangsang peningkatan hormone endorphin, yaitu hormone yang berperan dalam menumbuhkan cita rasa nikmat dan menciptakan suasana hati yang senang,

g.      Antibiotik alami
Cabai juga bermanfaat sebagai antibiotik alami. Ekstrak cabai, terutama cabai rawit mampu menghambat pertumbuhan jamur Candida albicans, sejenis jamur yang biasa tumbuh di permukaan kulit.
h.      Menurunkan berat badan
Penelitian medis baru-baru ini telah menunjukkan bahwa kandungan capsaicin, dihydrocapsiate, membantu meningkatkan pengeluaran energi selama beberapa jam setelah konsumsi makanan cabai. Selain itu, rasa  yang kenyang yang diberikan, secara teknis membantu tubuh tetap dalam rencana penurunan berat badan untuk mengurangi asupan kalori secara keseluruhan.
i.        Mengatasi diabetes
Tingkat insulin yang tinggi berhubungan langsung dengan timbulnya diabetes tipe 2. Hal ini sebenarnya dapat diatasi dengan memasukkan 24% cabai secara teratur dimasukkan ke dalam makanan. Peptida juga mendorong hati agar lebih mampu terhadap kelebihan insulin dengan adanya cabai.
j.     Menunjang kesehatan bagi keluarga, terutama untuk membebaskan anggota keluarga kita dari senyawa kimia berbahaya yang selalu digunakan dalam pertanian komvensional. Di samping itu, cabai memang memiliki kandungan nutrisi yang cukup lengkap.
k.        Menciptakan pekarangan yang hijau dan eksotik dengan kehadiran tanaman cabai yang dibudidayakan dengan baik dan diatur apik.
l.          Kegiatan bududayanya sendiri menjadi sarana olahraga dan refreshing bagi anggota keluarga sehingga tidak perlu lagi repot-repot mencari sarana olahraga lain untuk mengeluarkan keringat.

D.       Kegunaan dan Manfaat
Dengan makalah ini diharapkan dapat memberikan pengetahuan dan wawasan khususnya kepada para petani cabai tentang budidaya tanaman cabai rawit secara organic beserta kegunaan dan manfaat secara lengkap.

BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
A.    Simpulan
Teknik budidaya tanaman cabai secara organik selain mudah dalam membudidayakannya, tanaman cabai organik juga berkhasiat bagi kesehatan dan kecantikan. Beralih ke produk organik menjadi pilihan tepat untuk mendapatkan khasiat dari komoditas pertanian yang dikonsumsi juga menjadi pilihan terbaik ketika ingin menjalankan gaya hidup sehat.

B.     Saran
Berdasarkan simpulan diatas dapat dikemukakan beberapa saran sebagai berikut.
1.      Teknik budidaya tanaman cabai secara organik dapat dijadikan sebagai salah satu cara untuk mengatasi permasalahan penggunaan bahan kimia secara berlebihan dalam pembudidayaannya.
2.      Teknik budidaya tanaman cabai organik dapat meningkatkan kualitas cabai.
3.      Teknik budidaya tanaman cabai secara organik lebih menguntungkan dan ramah lingkungan.


Share This :



sentiment_satisfied Emoticon